Gen Z Terancam Jadi Generasi Termiskin Sepanjang Sejarah

gen z terancam miskin

Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, kini mulai memasuki dunia kerja dan merencanakan masa depan mereka. Namun, ada banyak prediksi yang mengkhawatirkan bahwa generasi ini berpotensi mengalami kesulitan finansial yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor seperti "doom spending" dan utang digital yang semakin meningkat. Bagaimana bisa demikian?

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

1. Doom Spending
   Konsep doom spending, yaitu kebiasaan menghabiskan uang untuk kebutuhan non-esensial, menjadi salah satu tren yang mengancam stabilitas keuangan Gen Z. Kebiasaan ini muncul sebagai respon terhadap kecemasan atau stres, seperti ketidakpastian ekonomi. Menurut pakar keuangan, doom spending bisa memicu kebangkrutan jika tidak dikelola dengan bijak.

2. Utang Digital dan Ketergantungan Kredit
   Fenomena belanja online dan layanan pembayaran digital telah membuat generasi ini lebih mudah berutang. Aplikasi pinjaman instan dan kartu kredit menawarkan kemudahan bertransaksi, namun tak jarang mereka terlilit bunga yang tinggi.

3. Ketidakpastian Ekonomi Global
   Gen Z juga dihadapkan pada lingkungan ekonomi yang penuh ketidakpastian, seperti kenaikan harga properti, biaya hidup yang melonjak, dan krisis global akibat pandemi. Akibatnya, banyak dari mereka yang menunda keputusan besar, seperti membeli rumah atau berinvestasi.

Dampak Jangka Panjang
Jika faktor-faktor ini terus berlangsung, risiko kemiskinan dan ketidakstabilan finansial di kalangan Gen Z bisa semakin nyata. Beberapa prediksi menyebutkan bahwa tanpa perencanaan finansial yang matang, mereka bisa terjebak dalam utang yang sulit dilunasi hingga masa tua.

Kesimpulan
Meski kondisi saat ini tampak suram, langkah-langkah seperti edukasi keuangan, perencanaan tabungan yang bijak, dan penggunaan teknologi keuangan dengan cerdas bisa membantu Gen Z untuk keluar dari ancaman kemiskinan di masa depan. Peran pemerintah dan institusi keuangan juga penting untuk menyediakan regulasi yang melindungi konsumen muda dari jebakan utang yang berlebihan.

Berbagi :