Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gen Z Akan Miskin Karena "Doom Spending"

Gen z diprediksi akan terjebak dalam kemiskinan

Generasi Z, yang saat ini berusia antara 10 hingga 25 tahun, menghadapi tantangan ekonomi yang besar, dan salah satu masalah yang semakin terlihat adalah perilaku konsumsi berlebihan yang dikenal sebagai "doom spending". Ini mengacu pada pola pengeluaran yang impulsif dan berlebihan sebagai respons terhadap ketidakpastian masa depan, yang menyebabkan generasi ini semakin terjebak dalam siklus finansial yang tidak sehat.

Apa Itu "Doom Spending"?

"Doom spending" adalah fenomena di mana seseorang berbelanja tanpa henti sebagai cara untuk mengatasi kecemasan atau stres yang disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi, lingkungan, atau sosial. Gen Z sering terjebak dalam perilaku ini karena mereka hidup di masa yang penuh dengan krisis global seperti perubahan iklim, ketidakstabilan politik, dan dampak pandemi.

Sebuah survei menunjukkan bahwa 39% anggota Gen Z merasa lebih cemas tentang keuangan mereka dibandingkan generasi sebelumnya​.

Media sosial dan tekanan gaya hidup dari influencer juga mendorong mereka untuk terus mengikuti tren belanja, sering kali tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya.

Penyebab Terjebaknya Gen Z dalam "Doom Spending"

  1. Kondisi Ekonomi yang Tidak Stabil
    Inflasi yang meningkat, kenaikan biaya hidup, dan gaji yang stagnan membuat Gen Z merasa sulit untuk menabung atau mencapai stabilitas finansial. Hal ini membuat mereka merasa bahwa menabung tidak ada gunanya dan lebih baik menghabiskan uang sekarang daripada mengkhawatirkan masa depan.

  2. Tekanan Sosial dari Media
    Platform seperti TikTok dan Instagram penuh dengan konten yang mempromosikan gaya hidup konsumtif. Influencer yang memamerkan barang-barang terbaru, fashion, dan gadget mendorong perilaku belanja impulsif, terutama ketika dikombinasikan dengan layanan "buy now, pay later" yang mempermudah pembelian tanpa perlu pembayaran di muka.

  3. Minimnya Pendidikan Keuangan
    Gen Z, seperti generasi sebelumnya, sering kali tidak dibekali dengan pendidikan keuangan yang memadai. Mereka kurang memahami pentingnya menabung, mengelola utang, dan investasi jangka panjang. Hasilnya, mereka lebih rentan terhadap perilaku pengeluaran yang berlebihan.

  4. Akses Mudah ke Kredit dan "Buy Now, Pay Later"
    Banyak platform belanja menawarkan metode pembayaran yang memudahkan belanja dengan sistem cicilan. Meskipun ini terlihat menguntungkan, banyak anggota Gen Z yang terjebak dalam utang cicilan berkepanjangan akibat kesulitan membayar kembali.

Dampak Jangka Panjang "Doom Spending" pada Gen Z

Gen Z diprediksi akan mengalami penurunan kesejahteraan ekonomi jika perilaku "doom spending" ini terus berlanjut. Salah satu riset dari Pew Research Center menemukan bahwa dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen Z menghadapi lebih banyak tantangan dalam menabung untuk masa depan​. Jika kebiasaan konsumsi yang tidak sehat ini tidak segera ditangani, dampaknya bisa sangat merugikan, termasuk:

  • Utang Konsumtif yang Membengkak: Akses mudah ke kredit tanpa pengelolaan yang tepat membuat mereka terjerat dalam utang yang sulit dibayar kembali.
  • Kesenjangan Kekayaan: Ketidakmampuan untuk berinvestasi atau menabung memperlebar kesenjangan kekayaan antar generasi.
  • Kesulitan Memiliki Rumah: Dengan harga properti yang terus naik dan minimnya tabungan, banyak anggota Gen Z akan semakin sulit memiliki rumah sendiri.

Bagaimana Gen Z Bisa Keluar dari Jeratan "Doom Spending"?

Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Meningkatkan Literasi Keuangan
    Pendidikan keuangan harus diperkenalkan sejak dini, baik di sekolah maupun melalui program-program online. Pengetahuan dasar seperti cara menabung, mengelola utang, dan investasi sangat penting untuk membantu Gen Z keluar dari siklus "doom spending".

  2. Memanfaatkan Teknologi untuk Pengelolaan Keuangan
    Aplikasi keuangan seperti Mint atau YNAB (You Need A Budget) dapat membantu Gen Z melacak pengeluaran mereka dan menetapkan batasan anggaran, sehingga mereka lebih sadar akan pengeluaran mereka.

  3. Mengurangi Pengaruh Media Sosial
    Gen Z perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Mengurangi paparan terhadap influencer yang mempromosikan gaya hidup konsumtif bisa membantu mereka untuk lebih fokus pada prioritas keuangan jangka panjang.

  4. Memahami Nilai Menabung
    Meskipun keadaan ekonomi saat ini tidak stabil, kebiasaan menabung tetap harus ditanamkan. Menabung bahkan dalam jumlah kecil tetap lebih baik daripada tidak menabung sama sekali, karena membantu mereka mempersiapkan kebutuhan mendadak di masa depan.

Kesimpulan

Gen Z menghadapi tantangan finansial yang berat di tengah kondisi ekonomi yang semakin tidak pasti. Namun, terjebak dalam "doom spending" hanya akan memperburuk situasi keuangan mereka. Dengan meningkatkan literasi keuangan, mengurangi pengaruh konsumsi media sosial, dan mulai berfokus pada pengelolaan keuangan yang lebih bijak, Gen Z bisa keluar dari jeratan ini dan membangun masa depan yang lebih stabil.

Posting Komentar untuk "Gen Z Akan Miskin Karena "Doom Spending""

Jangan lewatkan video terbaru kami, penuh dengan tips dan informasi menarik!

Tonton Video Kami & Subscribe Sekarang!

Ingin Produk Anda diiklankan di website ini? hanya Rp. 50.000 per satu halaman. informasi lebih lanjut hubungi kami melalui WhatsApp!

Chat WhatsApp

PROMO JASA BACKLINK BOOSTRINDO

Optimalkan website Anda dengan Backlink dan Iklan dalam bentuk artikel dari Boostrindo! Promo hanya Rp. 50.000 per 1 artikel (per artikel max 2 link)!

Booking Sekarang

Jangan lewatkan video terbaru kami, penuh dengan tips dan informasi menarik!

Tonton Video Kami & Subscribe Sekarang!

Ingin membuat iklan di website ini? hanya Rp. 50.000 per satu halaman. informasi lebih lanjut hubungi kami melalui WhatsApp!

Chat WhatsApp