Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya

ilustrasi seseorang menggunakan sosial media

Di era digital saat ini, media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Meskipun memberikan manfaat seperti komunikasi cepat dan akses informasi tanpa batas, media sosial juga memiliki sisi gelap yang berdampak pada kesehatan mental. 

Banyak pengguna, terutama remaja dan dewasa muda, menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, yang ternyata dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis mereka. Artikel ini akan membahas bagaimana media sosial mempengaruhi kesehatan mental dan mengapa banyak orang terjebak dalam pola kecanduan ini.


Media Sosial dan Kesehatan Mental – Apa Hubungannya?

Penelitian dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan penurunan harga diri. Menurut sebuah studi oleh Asosiasi Psikolog Amerika (APA), semakin banyak waktu yang dihabiskan seseorang di platform seperti Instagram atau Facebook, semakin besar risiko mereka mengalami masalah emosional​.

Selain itu, penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan bahwa remaja yang sering terpapar konten idealisme di media sosial lebih rentan mengalami gangguan body image dan kecemasan sosial​.

Hal ini disebabkan oleh fenomena "perbandingan sosial" yang kerap terjadi ketika pengguna melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna, yang pada kenyataannya, sering kali hanyalah tampilan hasil kurasi dan manipulasi.


Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) dan Pengaruhnya

Salah satu alasan utama mengapa orang begitu terikat pada media sosial adalah fenomena Fear of Missing Out (FOMO). FOMO adalah perasaan takut tertinggal dari pengalaman atau informasi penting yang mungkin dialami oleh orang lain. Menurut Statista, lebih dari 56% pengguna media sosial di dunia melaporkan bahwa mereka sering merasa takut ketinggalan tren atau informasi jika tidak aktif di platform media sosial​.

Di Indonesia, data dari We Are Social 2023 menunjukkan bahwa 92% pengguna internet aktif juga aktif di media sosial, dan hampir 70% di antaranya merasa mereka tidak bisa lepas dari ponsel karena takut tertinggal update atau cerita dari teman atau influencer​(

Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh FOMO terhadap kebiasaan bersosialisasi kita saat ini.


Kecanduan Media Sosial – Dampak Psikologis dan Fisiologis

Kecanduan media sosial kini diakui sebagai salah satu masalah kesehatan mental yang serius. Sebuah studi oleh Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat bahwa penggunaan media sosial berlebih mengganggu pola tidur, menurunkan produktivitas, serta meningkatkan risiko kecemasan dan depresi​.

Kecanduan ini mirip dengan kecanduan substansi, di mana otak pengguna mendapatkan dopamin ketika menerima notifikasi atau "likes" dari media sosial, yang pada akhirnya membuat mereka terus-menerus ingin terlibat dalam platform tersebut.

Dr. Sri Suryani, seorang psikolog dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa efek negatif media sosial terhadap otak manusia serupa dengan efek dari kecanduan judi. Pengguna secara sadar tahu bahwa mereka mungkin lebih baik beristirahat, tetapi mereka tetap terdorong untuk terus menggunakan media sosial karena sistem reward-nya​.


Bagaimana Mengelola Waktu dan Mengurangi Pengaruh Negatif Media Sosial

Walaupun dampak negatifnya signifikan, bukan berarti kita harus sepenuhnya menjauhi media sosial. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh buruknya, seperti:

  • Menetapkan Batas Waktu: Gunakan aplikasi seperti Forest atau fitur Digital Wellbeing untuk membatasi waktu layar.
  • Mengurangi Notifikasi: Mematikan notifikasi dari aplikasi media sosial dapat mengurangi dorongan untuk terus membuka ponsel.
  • Mengambil Jeda Digital: Melakukan "detoks media sosial" secara berkala dapat membantu memperbaiki kesehatan mental.

Psikolog klinis Dr. Andi Purnamasari menyarankan agar kita lebih selektif dalam memilih konten yang kita konsumsi di media sosial. "Cobalah fokus pada konten yang informatif atau inspiratif, dan hindari konten yang memicu perasaan negatif," katanya dalam wawancara dengan Kompas Tekno​.


Mengapa Kita Terjebak dalam Media Sosial?

Media sosial adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia memungkinkan kita untuk tetap terhubung dan mendapatkan informasi dengan cepat, tetapi di sisi lain, dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan kecanduan. Kecanduan ini dipicu oleh fenomena FOMO, sistem reward yang membuat kita terus mengejar notifikasi, serta pengaruh sosial yang kuat dari lingkaran pertemanan dan influencer.

Mengelola waktu dan kebiasaan kita dalam menggunakan media sosial adalah langkah awal yang penting untuk menjaga kesejahteraan mental. Meskipun tantangan besar di era digital ini, kesadaran akan dampak negatif media sosial dapat membantu kita menemukan keseimbangan yang lebih sehat.

Sumber:

  • We Are Social (2023), Statista
  • Universitas Gadjah Mada (UGM)​
  • Kementerian Kesehatan Indonesia​

Posting Komentar untuk "Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya"

Ingin memesan jasa SEO, backlink, atau membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi kami melalui WhatsApp!

Chat WhatsApp

PROMO JASA BACKLINK BOOSTRINDO

Optimalkan website Anda dengan Backlink dari Boostrindo! Promo hanya Rp. 50.000 per 1 artikel (per artikel max 2 link)!

Booking Sekarang

Ingin memesan jasa SEO, backlink, atau membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi kami melalui WhatsApp!

Chat WhatsApp