Si Manis Jembatan Ancol
Di sebuah sudut kota Jakarta, terdapat sebuah jembatan tua yang dikenal dengan nama Jembatan Ancol. Jembatan ini bukan hanya sekadar penghubung antara dua sisi sungai, tetapi juga menyimpan cerita kelam yang telah menjadi legenda urban. Kisah ini bermula pada awal abad ke-19, ketika Batavia masih berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda.
Ariah, seorang gadis desa yang cantik jelita, tinggal bersama ibunya, Mak Emper, dan kakaknya, Mpok Ariah. Kecantikan Ariah membuatnya menjadi kembang desa yang dipuja banyak pria. Namun, nasib malang menimpanya ketika seorang juragan kaya berniat menjadikannya selir. Ariah menolak dengan tegas, karena ia tidak ingin hidup sebagai selir dan ingin menunggu kakaknya menikah terlebih dahulu.
Suatu malam, Ariah memutuskan untuk melarikan diri dari rumah untuk menghindari juragan tersebut. Dalam pelariannya, ia bertemu dengan Oey Tambahsia, seorang pria kaya raya yang terkenal dengan kebiasaannya mengoleksi perempuan muda. Oey terpesona oleh kecantikan Ariah dan memerintahkan dua orang centengnya, Pi’un dan Surya, untuk menangkapnya.
Ariah berlari sekuat tenaga, namun akhirnya tertangkap di Bendungan Dempet, dekat Danau Sunter. Di tempat yang angker itu, Ariah memberikan perlawanan hebat, tetapi kekuatannya tidak sebanding dengan dua centeng tersebut. Ariah tewas di tangan mereka, dan jenazahnya dibuang di area persawahan, sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol.
Kematian Ariah yang tragis membuat arwahnya tidak tenang. Sejak saat itu, banyak penduduk yang mengaku melihat sosok perempuan berambut panjang di sekitar Jembatan Ancol. Sosok ini dikenal sebagai “Si Manis Jembatan Ancol”. Ia sering muncul di malam hari, terutama kepada para pria yang melintasi jembatan tersebut. Mereka yang melihatnya mengatakan bahwa Si Manis akan meminta bantuan, dan setelah itu menghilang tanpa jejak.
Cerita tentang Si Manis Jembatan Ancol semakin populer dan menjadi legenda yang menakutkan. Banyak orang yang merasa ngeri untuk melintasi jembatan itu pada malam hari. Namun, ada juga yang penasaran dan mencoba mencari tahu kebenaran di balik cerita tersebut.
Salah satu dari mereka adalah seorang jurnalis muda bernama Andi. Andi tertarik untuk menyelidiki kisah Si Manis Jembatan Ancol dan memutuskan untuk tinggal di sekitar jembatan tersebut selama beberapa minggu. Ia berharap bisa menemukan bukti yang dapat mengungkap kebenaran di balik legenda ini.
Selama penyelidikannya, Andi bertemu dengan banyak penduduk yang memiliki cerita seram tentang Si Manis. Mereka semua menggambarkan sosok yang sama: seorang perempuan muda dengan rambut panjang yang terurai, mengenakan pakaian tradisional, dan wajah yang pucat. Beberapa dari mereka bahkan mengaku pernah berbicara dengan Si Manis.
Suatu malam, Andi memutuskan untuk mengunjungi Jembatan Ancol sendirian. Dengan membawa kamera dan alat perekam, ia berharap bisa menangkap penampakan Si Manis. Saat ia berjalan di atas jembatan yang sepi, angin malam yang dingin membuat bulu kuduknya meremang. Tiba-tiba, ia merasakan kehadiran yang aneh di sekitarnya.
Andi berhenti dan melihat sekeliling. Di ujung jembatan, ia melihat sosok perempuan berambut panjang berdiri dengan tenang. Andi merasa jantungnya berdegup kencang, namun ia mencoba untuk tetap tenang. Ia mendekati sosok tersebut dan bertanya, “Apakah kamu Si Manis Jembatan Ancol?”
Sosok itu tidak menjawab, tetapi hanya menatap Andi dengan mata yang kosong. Andi merasa ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh sosok tersebut. Ia mencoba untuk mendekat lebih jauh, namun tiba-tiba sosok itu menghilang. Andi merasa bingung dan takut, tetapi ia tahu bahwa ia harus terus mencari jawaban.
Keesokan harinya, Andi bertemu dengan seorang tetua desa yang mengetahui banyak tentang sejarah Jembatan Ancol. Tetua itu menceritakan kisah tragis Ariah dan bagaimana arwahnya menjadi penunggu jembatan tersebut. Andi merasa bahwa ia telah menemukan kunci untuk mengungkap misteri ini.
Dengan informasi yang didapatnya, Andi menulis sebuah artikel yang mengungkap kisah tragis Ariah dan bagaimana arwahnya menjadi Si Manis Jembatan Ancol. Artikel tersebut menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang. Banyak yang merasa terharu dengan kisah Ariah dan berharap arwahnya bisa tenang.
Sejak saat itu, Jembatan Ancol tidak lagi dianggap sebagai tempat yang menakutkan. Banyak orang yang datang untuk memberikan penghormatan kepada arwah Ariah dan berdoa agar ia bisa beristirahat dengan tenang. Legenda Si Manis Jembatan Ancol tetap hidup, tetapi kini dengan makna yang lebih dalam tentang cinta, kehilangan, dan harapan.
Posting Komentar untuk "Si Manis Jembatan Ancol"