Cerpen: Rumah Tua Pinggir Hutan
Bagian 1: Misteri Pertemuan Pertama
Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah rumah tua yang dikelilingi oleh pepohonan lebat. Warga setempat menghindari rumah itu karena kabarnya dihuni oleh roh-roh jahat. Namun, seorang peneliti bernama Dr. Adrian memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut.
Pada suatu malam yang gelap, Dr. Adrian tiba di depan rumah tua itu. Cahaya bulan hanya sedikit menerangi jalan setapak yang menuju pintu depan. Dr. Adrian merasa ada yang mengawasinya, tetapi dia mengabaikannya dan mengetuk pintu.
Pintu terbuka perlahan, mengeluarkan bau lembab dan debu. Di dalam, dia melihat seorang wanita tua dengan rambut putih yang menggantung panjang. Wanita itu tersenyum dan mengundangnya masuk.
“Selamat datang, Dr. Adrian,” kata wanita itu dengan suara serak. “Apa yang membawa Anda ke sini?”
Dr. Adrian menjelaskan bahwa dia ingin memahami sejarah rumah ini dan mengumpulkan bukti tentang aktivitas paranormal. Wanita itu mengangguk dan mengajaknya duduk di ruang tamu yang gelap.
“Saya adalah Nyai Siti,” kata wanita itu. “Rumah ini memiliki cerita yang kelam. Pada zaman dulu, pemiliknya adalah dukun hitam yang melakukan ritual kegelapan di sini.”
Dr. Adrian mendengarkan dengan seksama. Nyai Siti menceritakan tentang suara-suara aneh yang sering terdengar di malam hari, bayangan-bayangan yang bergerak di dinding, dan bau busuk yang tak terlupakan.
“Saya telah tinggal di sini selama puluhan tahun,” lanjut Nyai Siti. “Roh-roh itu tidak senang dengan kehadiran manusia. Mereka ingin kita pergi.”
Dr. Adrian bertanya apakah dia pernah melihat roh-roh itu. Nyai Siti mengangguk dan menunjuk ke sudut ruangan. Di sana, dia melihat bayangan putih yang menghilang begitu saja.
“Jangan pernah kembali ke sini,” kata Nyai Siti dengan tegas. “Rumah ini penuh dengan dendam dan kegelapan.”
Dr. Adrian meninggalkan rumah itu dengan hati berdebar. Dia tahu bahwa ada lebih banyak misteri yang harus dipecahkan. Apakah dia akan kembali? Itu tergantung pada apa yang menunggunya di dalam rumah tua di pinggir hutan.
Dr. Adrian kembali ke rumah tua itu beberapa hari kemudian. Kali ini, dia membawa peralatan paranormal lengkap: kamera inframerah, alat pendeteksi suara, dan catatan lapangan. Dia ingin mengungkap misteri yang tersembunyi di balik dinding-dinding rumah ini.
Saat matahari terbenam, Dr. Adrian memasuki rumah. Udara terasa dingin dan lembab. Dia merasa ada sesuatu yang mengintip dari sudut-sudut gelap. Kameranya mulai merekam.
Di ruang tamu, dia mendengar suara langkah kaki. Dia mengarahkan kamera ke arah suara itu dan melihat bayangan putih yang bergerak cepat. Dr. Adrian menggigil. Apakah itu roh yang diceritakan Nyai Siti?
Dia berjalan menuju tangga yang menuju lantai atas. Di sana, dia menemukan pintu kamar yang terkunci. Dengan hati-hati, dia membuka pintu itu. Di dalam, ada sebuah cermin besar yang terbungkus kain hitam.
Dr. Adrian merasa ada yang salah dengan cermin itu. Dia melepaskan kain hitamnya dan terkejut melihat bayangan dirinya sendiri. Tapi ada sesuatu yang aneh. Bayangan itu tersenyum dengan mata merah menyala.
“Selamat datang, Dr. Adrian,” kata bayangan itu dengan suara serak. “Kau telah memasuki dunia kami.”
Dr. Adrian merasa terjebak. Dia mencoba berbicara, tetapi suaranya hilang. Bayangan itu menariknya ke dalam cermin. Dr. Adrian merasakan dingin menusuk tulang. Dia terhisap ke dalam dunia lain.
Bersambung…
Posting Komentar untuk "Cerpen: Rumah Tua Pinggir Hutan"