Resep Membuat Mie Lethek Jogja : Warisan Kuliner Kota Keraton

Di tengah keanekaragaman kuliner Nusantara, terdapat satu hidangan yang unik dan penuh cerita, yaitu Mie Lethek Jogja. Mie ini bukan sekadar makanan, melainkan sebuah simbol kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Mie Lethek, dengan warna khasnya yang kecoklatan, menjadi bukti autentisitas dan keaslian proses pembuatannya yang masih sangat tradisional.

Mie Lethek berasal dari Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Mie ini dibuat dari tepung tapioka dan singkong, tanpa menggunakan pewarna atau pengawet kimia. Warna kecoklatan yang keruh dari Mie Lethek bukanlah sebuah kekurangan, melainkan tanda proses pembuatan yang alami dan tanpa campuran bahan kimia. Teksturnya yang kenyal dan rasa yang gurih menjadikan Mie Lethek sebuah pilihan yang sempurna bagi pencinta kuliner tradisional.

Proses pembuatan Mie Lethek pun unik. Adonan mie yang terbuat dari tepung singkong dan gaplek (singkong kering) ini digiling dengan bantuan tenaga sapi. Silinder penggiling yang beratnya mencapai satu ton digerakkan oleh sapi selama dua jam untuk menghasilkan adonan yang halus. Setelah itu, adonan dikukus di atas tungku yang masih menggunakan tanah liat, dipotong, dan dicetak menjadi mie. Mie yang telah dicetak kemudian dijemur di bawah panas matahari hingga kering.

Mie Lethek tidak hanya terkenal di Yogyakarta, tetapi juga telah menyebar ke berbagai daerah lain di Indonesia. Di pasar-pasar tradisional maupun swalayan di sekitar Bantul, kita bisa menemukan Mie Lethek dalam bentuk kemasan yang siap saji. Warung-warung mie di daerah Srandakan pun banyak yang menyajikan Mie Lethek dengan berbagai variasi olahan, mulai dari yang direbus hingga ditumis.