Setelah Bertemu Prabowo Subianto, Presiden China mengalami ketegangan dengan Presiden AS.
Setelah pertemuan dengan Prabowo Subianto, Presiden China Xi
Jinping dilaporkan mengalami ketegangan dengan Presiden AS Joe Biden. Menurut
laporan, perselisihan ini terjadi melalui panggilan telepon pada hari Selasa, 2
April 2024,
Pemicu ketegangan antara Presiden Xi Jinping dan Presiden
Joe Biden terkait dengan beberapa isu penting:
Perdagangan dan Teknologi: Presiden Biden menekankan
bahwa AS akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah teknologi
canggih Amerika dipergunakan untuk melemahkan keamanan nasional, tanpa terlalu
membatasi perdagangan dan investasi.
Dukungan RRC terhadap Industri Pertahanan Rusia:
Biden menyampaikan kekhawatiran atas dukungan RRC terhadap basis industri
pertahanan Rusia serta dampaknya terhadap keamanan Eropa dan transatlantik.
Denuklirisasi Semenanjung Korea: Biden menekankan komitmen
AS terhadap denuklirisasi secara menyeluruh di Semenanjung Korea.
Kebijakan Perdagangan Tidak Adil: Biden juga
menyampaikan kekhawatirannya mengenai kebijakan perdagangan tidak adil dan
praktik ekonomi non-pasar RRC, yang merugikan pekerja dan keluarga Amerika.
Isu Taiwan: Biden menekankan pentingnya menjaga
perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan serta supremasi hukum dan kebebasan
navigasi di Laut Cina Selatan.
Reaksi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik terhadap isu
Taiwan dan Laut Cina Selatan cukup beragam, namun sebagian besar menunjukkan
kekhawatiran terhadap potensi konflik dan ketegangan yang meningkat:
Filipina: Filipina telah menyatakan keprihatinan atas
“tindakan pemaksaan, agresif, dan menipu” yang dilakukan oleh Beijing di Laut
Cina Selatan. Penasihat keamanan nasional Filipina dan penasihat AS telah
membahas masalah ini.
Indonesia: Sebagai negara non-claimant, Indonesia
memiliki peran diplomasi sebagai mediator dan pembangun kepercayaan dalam
penanganan konflik Laut Cina Selatan. Indonesia menekankan pentingnya
penyelesaian konflik secara damai dan sesuai dengan hukum internasional.
ASEAN: Negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam,
Malaysia, dan Brunei juga memiliki klaim yang tumpang tindih di Laut Cina
Selatan dan telah menyerukan penyelesaian sengketa melalui dialog dan mekanisme
hukum internasional.
Amerika Serikat: AS telah menegaskan dukungannya
terhadap Filipina dan menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas
di Selat Taiwan serta supremasi hukum dan kebebasan navigasi di Laut Cina
Selatan.
Ketegangan ini mencerminkan kompleksitas hubungan geopolitik
di kawasan tersebut, di mana banyak negara terlibat dalam sengketa maritim dan
berkepentingan dalam menjaga stabilitas regional. Dialog dan diplomasi terus
menjadi fokus utama dalam mengelola situasi ini.
=========================
Berita Hari ini di Boostrindo News
Posting Komentar untuk "Setelah Bertemu Prabowo Subianto, Presiden China mengalami ketegangan dengan Presiden AS."