Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rupiah Tembus 16.000 Sri Mulyani Beberkan Langkah Antisipasi

 


Rupiah Tembus Rp16.000, dan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, telah mengungkapkan beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah untuk melindungi perekonomian negara dari kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Berikut adalah beberapa upaya yang dilakukan:

  1. Kebijakan Fiskal: Pemerintah fokus pada memastikan bahwa kebijakan fiskal berfungsi sebagai peredam guncangan yang efektif dan kredibel. Mereka bekerja erat dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo untuk mencapai tujuan ini.
  2. Pengendalian Pembelian Dolar: Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diminta untuk menahan diri dalam melakukan pembelian dolar dalam jumlah besar untuk keperluan impor atau pembayaran utang. Hal ini bertujuan untuk menghindari tekanan tambahan pada rupiah.
  3. Aturan Repatriasi Pendapatan Dolar: Eksportir sumber daya alam diingatkan untuk mematuhi aturan repatriasi pendapatan dolar. Ini membantu menopang cadangan devisa negara.
  4. Koordinasi Fiskal dan Moneter: Pemerintah dan Bank Indonesia terus berkoordinasi secara sinkron dan harmonis untuk menjaga stabilitas mata uang rupiah.

Meskipun penguatan dolar dapat meningkatkan pendapatan dari ekspor, Sri Mulyani juga mengingatkan bahwa hal ini berisiko dapat menambah tekanan inflasi melalui impor. Saat ini, Rupiah telah menjadi salah satu mata uang yang paling terpukul di Asia, dan Bank Indonesia meningkatkan intervensinya untuk membendung penurunan yang terjadi.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mendekati Rp16.000 per dolar AS disebabkan oleh beberapa faktor utama:

  1. Pelemahan Yuan China: Rupiah banyak dipengaruhi oleh pelemahan yuan China, yang berdampak pada nilai tukar mata uang negara-negara lain di Asia, termasuk Indonesia.
  2. Penguatan Dolar AS: Kondisi rupiah juga masih dipengaruhi oleh penguatan dolar AS yang memicu capital outflow atau aliran modal keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia.
  3. Inflasi di Indonesia: Data inflasi pada Maret 2024 yang berada di atas ekspektasi juga turut memicu pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi pada komponen harga bergejolak (volatile food) khususnya, melonjak ke level yang cukup tinggi.
  4. Kebijakan Suku Bunga The Fed: Kebijakan The Fed yang agresif untuk menekan inflasi di AS dengan menaikkan suku bunga memiliki korelasi yang kuat terhadap pelemahan rupiah.
  5. Ketidakpastian Global: Ketidakpastian terkait arah suku bunga global meningkat, dengan bank sentral utama dunia cenderung berbeda dalam menentukan arah kebijakan moneternya.
  6. Konflik Geopolitik: Konflik geopolitik antara negara-negara seperti Rusia dengan Ukraina serta Hamas dengan Israel juga menyebabkan ketidakpastian ekonomi global.
  7. Kegaduhan Politik Domestik: Kegaduhan politik domestik Indonesia menjelang Pemilu 2024 juga berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah.

Faktor-faktor ini saling berkaitan dan berkontribusi terhadap volatilitas nilai tukar rupiah. Pemerintah dan Bank Indonesia terus berupaya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah.

=========================

Berita Hari ini di Boostrindo News

Posting Komentar untuk "Rupiah Tembus 16.000 Sri Mulyani Beberkan Langkah Antisipasi"

Ingin memesan jasa SEO, backlink, atau membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi kami melalui WhatsApp!

Chat WhatsApp

PROMO JASA BACKLINK BOOSTRINDO

Optimalkan website Anda dengan Backlink dari Boostrindo! Promo hanya Rp. 50.000 per 1 artikel (per artikel max 2 link)!

Booking Sekarang

Ingin memesan jasa SEO, backlink, atau membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi kami melalui WhatsApp!

Chat WhatsApp